PAPER
FAKTOR-FAKTOR KETIDAKBERHASILAN
DALAM PELATIHAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia
Pengampu : Dr. Wiedy Murtini, M.Pd

Disusun oleh :
Rina Valia
K7411131/B
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
FAKTOR-FAKTOR
KETIDAKBERHASILAN DALAM PELATIHAN
I.
PENGERTIAN
PELATIHAN
Menurut Pasal 1 ayat 9 Undang-undang No. 13 Tahun
2003, Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan
serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos
kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan pekerjaan.
II.
TUJUAN PELATIHAN
Tujuan umum pelatihan sebagai berikut :
(1) untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif
(2) untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, dan
(3) untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan
kemauan kerjasama dengan teman-teman pegawai dan dengan manajemen (pimpinan).
III.
MANFAAT
PELATIHAN
Simamora
(1995:29) menyebutkan manfaat-manfaat yang diperoleh dari diadakannya
pendidikan dan pelatihan (Diklat), yaitu:
a)
Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas,
b)
Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan
untuk mencapai standar-standar kinerja yang ditentukan,
c)
Menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih
menguntungkan,
d)
Memenuhi persyaratan perencanaan sumber daya manusia,
e)
Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja,
f)
Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan
pribadi mereka.
IV.
FAKTOR
KETIDAKBERHASILAN PELATIHAN
Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan
ketidakberhasilan pelatihan :
1.
Pelatihan dan pengembangan dianggap sebagai obat untuk semua penyakit
organisasional.
2.
Partisipan tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan komitmen
mereka.
3. Sebuah
teknik dianggap dapat diterapkan disemua kelompok, dalam semua situasi, dengan keberhasilan
yang sama.
4.
Kinerja partisipan tidak dievaluasi begitu kayawan telah kembali
kepekerjaannya.
5.
Informasi biaya-manfaat untuk mengevaluasi program pelatihan tidak dikumpulkan.
6.
Ketidakadaan atau kurangnya dukungan manajemen.
7. Peran
utama penyelia/atasan tidak diakui.
8.
Pelatihan bakal tidak akan pernah cukup kuat untuk menghasilkan perbaikan
kinerja yang dapat diveifikasi.
9.
Sedikit atau tidak ada persiapan untuk tindak lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: STIE YKPN
Hani, Handoko T. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: FE UGM
http://teorionline.wordpress.com/2010/06/27/pelatihan-sdm/
http://masimamgun.blogspot.com/2010/04/pendidikan-dan-pelatihan-sumber-daya.html
0 komentar:
Posting Komentar